Jalan K.H. Hasyim Asy'ari Nomor 6 Kebumen

Menteri LH Hanif Faisol Berkunjung ke Kebumen, Tinjau Pengelolaan Sampah di TPA Kaligending

19 April 2025 20:59:00

KEBUMEN - Menteri Lingkungan Hidup merangkap Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH)  Hanif Faisol Nurofiq melaksanakan kunjungan kerja ke Kabupaten Kebumen. Kedatangannya disambut hangat oleh Bupati Kebumen Lilis Nuryani dan Wakil Bupati Zaeni…



KEBUMEN - Menteri Lingkungan Hidup merangkap Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLH)  Hanif Faisol Nurofiq melaksanakan kunjungan kerja ke Kabupaten Kebumen. Kedatangannya disambut hangat oleh Bupati Kebumen Lilis Nuryani dan Wakil Bupati Zaeni Miftah di Pendopo Kabumian, Sabtu (19/4/2025).

Ada dua tempat yang dikunjungi Menteri Hanif bersama pejabat kementerian, yakni Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kaligending, dan Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R) di Kelurahan Panjer. Di sana Hanif melihat langsung bagaimana pengeloaan sampah, yang bisa dimanfaatkan menjadi gas metana dan RDF. 

Menteri Hanif menyampaikan, persoalan sampah menjadi salah satu fokus utama pemerintah untuk bisa diatasi dengan baik. Presiden Prabowo Subianto menargetkan pada 2029 persoalan sampah di Indonesia harus sudah selesai ditangani atau dikelola dengan baik. 

"Kepala daerah, baik gubernur, bupati dan wali kota punya tangung jawab atau kewenangan yang besar untuk pengelolaan sampah di wilayah masing-masing. Untuk itu saya harap kerjasamanya untuk menciptakan lingkungan yang bersih, zero sampah," ujar Menteri Hanif.

Ia mengapresiasi upaya Pemkab Kebumen dalam pengelolaan sampah, yakni dengan adanya gas metana, dan pemanfaatan sampah kering menjadi bahan bakar alternatif pengganti batu bara atau (RDF). Ia menyebut ini merupakan upaya positif yang harus didukung oleh pemerintah pusat. "Harus dikembangkan lagi," ujarnya.

Dalam sehari TPA yang ada di Kebumen, baik TPA Kaligending dan Semali mampu menghasilkan sampah 100 ton. Namun kata Menteri Hanif jika dilihat dari jumlah penduduk Kebumen yang mencapai 1,4 juta jiwa, maka sampah 100 ton per hari yang dihasilkan dan diolah dari dua TPA masih sangat sedikit.

"Angka konvensi rata-rata nasional dari jiwa ke sampah, itu dikalikan 0,5 - 0,6. Kalau dikalikan 0,5 timbunan sampah yang dihasilkan di Kebumen itu 700 ton per hari. Kalau di dua TPA ini hanya mampu mendatangkan 100 ton per hari, berarti masih ada 600 ton sampah yang belum dikelola, masih lepas di luar," terang Meteri Hanif.

"Nah ini harus menjadi perhatian kita bersama, karena kalau sampah lepas begitu di masyarakat, maka akan menjadi sumber masalah baru di lingkungan masyarakat," tambahnya.

Lebih lanjut, Menteri Hanif menyampaikan penanganan sampah dapat dibagi dalam tiga segmen: hulu, tengah, dan hilir. Hulu terkait dengan sumber sampah, seperti rumah tangga dan produsen. Tengah berkaitan dengan proses pemilahan, pengolahan, dan pengangkutan sampah.

'Dan hilir adalah tahap akhir penanganan sampah, seperti pembuangan ke TPA atau pengolahan lebih lanjut. Saya harap penanganan sampah di Kebumen semakin bagus, baik di hulu, tengah dan hilirnya," harapnya.

Sementara itu, Bupati menyampaikan kunjungan ini bisa menjadi langkah awal penguatan sinergi antara pemerintah pusat dan daerah. Khususnya  dalam pengelolaan sampah yang lebih baik dan berkelanjutan. Pihaknya sudah melakukan upaya pengelolaan sampah agar bisa lebih bermanfaat, yakni gas metana dan RDF.

"Mengingat kemungkinan penuhnya TPA beberapa tahun mendatang, kami telah mulai menerapkan kebijakan. Sampah harus dikelola dari sumbernya sehingga yang dibuang ke TPA seminimal mungkin, bahkan tidak ada (zero waste to Landfill)," ujar Bupati.

Selain itu, Pemkab juga tengah menjalankan program penambangan Landfill di TPA sebagai bagian dari rehabilitasi. Tujuannya memperpanjang umur TPA dan mencegah kerusakan lingkungan. Bupati menyebut, di TPA Kaligending ini, telah menerapkan beberapa inovasi teknis, antara lain:

Resirkulasi air lindi, yakni dengan dimanfaatkan sebagai mitigasi dan sarana pemadam kebakaran TPA, menjaga kelembaban Landfill karena dimanfaatkan biogasnya, dan mengurangi potensi pencemaran, serta gas metana di TPA Kalingending dan TPA Semali.

"Pemanfaatan gas metana sebagai pengganti gas elpiji (TPA Semali tersalurkan ke 21 KK dan di TPA Kaligending sudah tersalurkan ke 57 KK), pengganti bahan bakar genset TPA, dan sarana edukasi," jelasnya.

Sebagai bagian dari program rehabilitasi lingkungan dan kemandirian energi, juga telah ditanam pohon nyamplung sebanyak 500 batang di TPA Semali dan 100 batang di TPA Kaligending. Pihaknya telah mengajukan bantuan untuk pengadaan bibit tanaman nyamplung kepada Kementerian Lingkungan Hidup/BPLH.

Tidak hanya itu, Bupati menyampaikan, Pemkab telah membangun kemitraan strategis dengan PT. Solusi Bangun Indonesia (PT SBI) dalam pengelolaan sampah menjadi RDF. Saat ini, pihakya telah mulai memproduksi RDF di TPST Kebumen dengan kapasitas produksi 1 ton per jam.

"Nanti direncanakan akan dilakukan uji coba pengiriman perdana ke pabrik semen Cilacap. InsyaAllah, pada Agustus 2025, kami akan mulai pembangunan pabrik RDF di Gombong, memanfaatkan sampah dari TPA Semali. Ditargetkan dari 40 ton sampah per hari, menghasilkan sekitar 20 ton RDF," terangnya.

Selanjutnya, pada tahun 2026, Pemkab merencanakan pembangunan pabrik RDF dan penambangan Landfill di TPA Kaligending. "Kami menyadari bahwa semua ini tidak bisa berjalan sendiri. Maka dari itu, kami memohon dukungan dari Kementerian Lingkungan Hidup/BPLH. Baik dari sisi regulasi, teknologi, hingga pendampingan teknis," tukasnya.